Selasa, 27 Oktober 2015

Radio Favorit


Selasa, 27 Oktober 2015 | 23.00 WIB

Saya sangat suka dengerin radio, bahkan sudah hobby. Salah satu penyebabnya mungkin karena radio adalah alat elektronik/komunikasi yang pertama kali ada di rumah saya, bahkan tv kalah. Punya radio ketika masih SMP, tahun 1998. Telat banget ya, mungkin teman-teman udah punya dari kecil, dengerin Nini Pelet, Mak Lampir, Tutur Tinular, dsb. Jadi saya gak sempat dengerin sandiwara radio legenda tersebut.
Punya tv bahkan pas udah kerja, tahun 2007. Makanya gak begitu suka dengan nonton tv.

Dengerin radio bisa jadi aktivitas yang menyenangkan. Alasannya, semacam ada komunikasi lebih intim dengan penyiarnya. Beda dengan tv. Bahkan saking senangnya, bisa ngefans dengan acara/penyiarnya.

Saya juga punya beberapa radio favorit sejak SMP sampai sekarang.

RWK FM (Radio Wijaya Kusuma). Radio di Klaten ini mungkin dominasi anak muda waktu itu, tahun 1999-an. Paling seru pas kirim salam dan request lagu waktu jam 7 malam. Penyiar favoritnya Almas Anansa. Suaranya berat, orangnya gaul, bahkan dia masih ikut sejawainoman, pemuda karang taruna yang melayani tamu di resepsi.

Jogja Radio. Bermarkas di Jakal km 17, radio yang mirip Prambors ini bahkan saya pantengin dari jam 6 pagi sampe 12 malam. Penyiarnya gaul abis dan muda banget. Saya yang usia SMA menuju kuliah ngerasa klop dengan format penyiarannya. Sempat ada kuis tebak-tebakan yang baru bisa kejawab satu bulan kemudian, si pemenang dapat 3,5 juta kayaknya. Nilai yang cukup banyak waktu itu.

Hardrock FM. Mulai kuliah di STAN Jakarta tahun 2000, iseng-iseng dengerin radio, dapat channel radio ini. Penyiarnya Melanie Ricardo, sangat vokal dan pinter bikin pagi jadi ceria. Alhasil, saya sering telat masuk kampus gara-gara mantengin siarannya.

Female Radio. Tahun 2005 suka dengan acara Dongeng Pagi yang dibawain Poetri Soehendro. Asyik juga dengerin acara khusus anak untuk pagi hari. Malam hari acaranya After Hour oleh Rudi Dahlan. Ini penyiar super keren. Malam terasa syahdu. Obrolannya pun khas untuk pendengar usia 25-35 tahun.

Rock FM Ambon. Acara favoritnya My Song. Suara penyiarnya melankolis dan enak. Saya bahkan sempat bela-belain untuk ketemu langsung dengan penyiarnya. Ngobrol panjang lebar tentang acara tersebut. Sayang radio ini udah gak siaran lagi.

Swaragama FM. Suka dengan Dreamland jam 9-12 malam. Topik yang dibahas seputar kuliah dan permasalahan sehari-hari, dengan suasana melow. Namun, mulai 5 Oktober kemarin ada rolling penyiar dan nuansanya pun tidak syahdu lagi.


Waspada Belanja dengan Kartu Debit

Selasa, 27 Oktober 2015 | 11.20 WIB


Pernah ketika berbelanja, saya menggunakan kartu ATM (debit) bank N. Saya lihat toko tersebut tidak ada EDC (mesin debit) khusus bank N, adanya malah bank M. Setelah digesek, saya mengira diminta untuk memasukkan PIN. Ternyata tidak, saya diminta untuk menandatangani slip 2x. Selesai belanja, saya jd terpikir, gimana ya kalo seandainya kartu ATM saya jatuh/hilang, kemudian disalahgunakan orang untuk belanja? Bisa saja orang tersebut sudah paham tentang EDC yang tidak perlu input PIN. Wah, bisa bobol rekening ya...

Iseng-iseng saya browsing tentang penerapan PIN atau tanda tangan di mesin EDC. Yang jelas, kartu ATM/debit untuk bank yang sama, pembeli harus memasukkan PIN. Sementara kalau untuk beda bank, saya masih bingung dan belum mendapat kejelasan.



Beberapa artikel di atas, secara umum memberikan gambaran bahwa jika kartu ATM/debit ada logo Visa atau MasterCard, kita harus hati-hati. Pasalnya, jika digesek di EDC bank lain, verifikasinya cuma tanda tangan, dan di kartu bagian belakang pasti ada tanda tangan. Gampang banget khan nyontek tanda tangan.

Atau juga bisa pilih kartu debit yang tidak ada logo Visa/Mastercard, seperti Bank C. Sementara Bank M ada logo Visa, Bank R dan Bank N ada logo MasterCard.
*saya yakin Anda semua paham inisial bank tersebut :)

Kampus MEP UGM, Yogyakarta

Kopi Poki: Aromanya Lembut, Gak Pake Ampas

Selasa, 27 Oktober 2015 | 11.20 WIB
Pagi menjelang siang gini paling enak minum kopi ya. *Oh iya, menurut penelitian waktu minum kopi paling bagus sekitar/setelah jam 9 pagi. Mungkin ada pengaruh suhu udara & metabolisme tubuh setelah sarapan kali ya.*

By the way, postingan kali ini untuk memenuhi permintaan seorang teman main tenis, Mas Twinto, untuk memberikan testimoni kopi produksinya, yang dipasok dari daerah Temanggung. Namanya Kopi Poki. Dulu pas promo dikasih harga Rp15.000. Ada dua jenis, aroma kuat dan kafein kuat.
Penamaan Kopi Poki mungkin terinspirasi dari pembentukan kata (linguistik) metatesis, yaitu proses perubahan bentuk kata di mana dua fonem dalam sebuah kata bertukar tempatnya. Contohnya, usap - sapu, tebal - lebat, resap - serap. Kedua jenis kata itu maknanya mirip, walaupun cuma bertukar fonem.
Kemasan Poki Kopi
Ketika saya mencoba untuk mencicipi, satu yang harus diakui, kopi ini tidak menggumpal, tidak ada ampasnya. Aromanya lembut dan harum. Walaupun bukan pecinta kopi, namun menurut saya kopi ini cukup diacungi jempol. Pasalnya, ketika biasanya minum kopi, setengah jam kemudian saya sering merasa jantung berdebar-debar alias deg-degan. Dengan kopi ini, saya tidak merasakan deg-degan.
Mungkin Anda yang pecinta kopi, bisa merasakan sendiri kekhasan dan kelebihan kopi ini. Salah seorang teman bahkan sampai mengetes dengan melihat butiran-butiran kopi, jumlah gumpalan/ampas. Sampai detail begitu, maklum teman saya seorang dosen farmasi, jadi sense untum hal beginian sudah pasti dalam lingkup pekerjaannya. Hehehe...
Ngomong-ngomong tentang kopi, jadi ingat Filosofi Kopi. Saya sudah baca kumpulan cerpen karya Dewi Lestari itu. cerpen pertama memang berjudul "Filosofi Kopi" yang kemudian difilmkan. Sayang, saya belum sempat nonton filmnya. Cerpennya sangat-sangat bagus, dengan ending yang sangat sederhana namun keren.
Diceritakan kopi yang berasal dari daerah terpencil di kota saya, Klaten, diakui sebagai kopi paling enak. Kesederhanaan penampilan, kebersahajaan dalam hidup, kebersamaan dengan sesama peminum kopi, dan pelayanan sepenuh hati mungkin bersatu menjadikan kopi terenak.

Kampus MEP UGM, Yogyakarta

Sabtu, 24 Oktober 2015

Menang Kuis KLA Project di Swaragama FM

24 Oktober 2015 | 09.30 WIB

Kamis malam, tanggal 30 Juli 2015, sebagaimana biasa saya main tenis di Lapangan Sinduadi. Kebetulan waktu itu pulang agak larut. Setelah mandi, iseng-iseng buka laptop, browsing. Sekalian streaming jogjastreamers.com, situs streaming radio di Jogja dan sekitarnya. Saya streaming radio favorit, 101.7 Swaragama FM. Dalam acara Dreamland, penyiarnya mengadakan kuis dengan hadiah tiket gratis Kla Project pada 1 Agustus 2015, dan kebetulan ini adalah hari terakhir kuisnya.

Pertanyaannya simpel, diputerin lagu "Tak Bisa ke Lain Hati" tanpa lirik, kemudian disuruh nebak warna apa yang muncul dalam lirik lagu tersebut. Saya tahu jawabannya, merah jambu. Liriknya khan "Bulan merah jambu, luruh di kotamu....". Saya ikut kuis via sms.
Ketika asyik browsing, tiba-tiba hp berdering, sempat kaget karena no teleponnya 0274, lokal area Jogja. 

Ternyata yang meenelepon adalah penyiar Swaragama tersebut, dan mengonfirmasikan bahwa saya menang kuis. Sempat diajak ngobrol seberapa ngefans sama Kla, diminta nyanyiin sedikit, sampai ditanyain kalo merah jambu itu bahasa Inggrisnya apa? Karena saking seneng, akhirnya panik dan gak bisa jawab bahasa Inggrisnya tersebut. Hehehe. Untuk pengambilan hadiahnya, diminta untuk menelepon kantor pada jam kerja.
Dulu, saya pernah terpikir untuk memberi bingkisan (semacam sarapan atau kue) untuk penyiar radio, dan itu harus radio favoritku. Sebenarnya ide ini aslinya dari salah seorang pendengar setia Female Radio, tahun 2004-an, berarti masih frekuensi 100.2 FM, sekarang sudah 97.9 FM. Seorang anak SD yang bela-belaian ke studio Female untuk memberi sarapan kue ke penyiar favoritnya, pendongeng terkenal Putri Suhendro. Kebetulan tiap pagi Senin s/d Jumat jam 6 - 7 pagi itu acara khusus untuk anak-anak, ada dongeng, telepon kepada pendengar cilik, lagu anak-anak.

Tanpa pikir panjang, besok malamnya saya ajak istri untuk memberi bingkisan kecil, sekaligus sebagai ucapan terima kasih atas tiket gratis. Karena sudah malam, saya rasa pizza yang paling pas. Jam 10 saya beli pizza di Jakal, masih panas, kemudian saya bawa ke kantor Swaragama di Kompleks Bulaksumur, UGM. Ditemui Mbak Rachel, co-announcer Dreamland (penyiar utamanya Dimas Daniel dan Falafu). Mbak Rachel sampe kaget saya bawain bingkisan tsb.

Setelah itu, saya mampir makan (karena udah lapar) di Tora-Tora, perempatan MM UGM. Sembari menunggu makanan belum datang, saya dengerin Swaragama via HP. Penyiarnya ngucapin terima kasih atas bingkisan tsb, dan gak lupa menawarkan ke pendengar lain untuk mengikuti jejak saya. Hehehe.. Sampe posting di twitter mereka.

Tanggal 1 Agustus saya akhirnya bisa nonton konser Kla, dengan tema "Pulang ke Kotamu", sesuai lirik pertama lagu "Yogyakarta". Sempat terharu dengan lagu tersebut karena gak lama lagi saya akan meninggalkan kota ini. Ya, tugas belajar sudah hampir selesai... Hiks hiks hiks.. Sebenarnya sih pengen lama-lama di kota ini, tapi kewajiban untuk balik ke kantor tidak mengizinkan.

Semoga lain waktu, entah di kota mana, saya bisa "Pulang ke Kotamu" dalam pangkuan "Yogyakarta" yang berhati nyaman dalam bekerja dan penempatan di sini.
Aamiin.
Jl. Monjali, Sinduadi, Jogja

Kamis, 22 Oktober 2015

Game Virtua Tennis bagi Pecinta Tenis

Kamis, 22 Oktober 2015 | 18.30 WIB

Bagi para pecinta tenis, ada bagusnya untuk nyobain game satu ini. Nah, begitu juga dengan saya. Salah satu alasan saya beli HP Samsung (Grand Duos) adalah tersedianya game Virtua Tennis. Dan tak lupa saya minta file installer game sekalian, siapa tau tahun depan ganti hp dan bisa tetap main game.
Menu utamanya adalah turnamen atau latihan/exhibition. Dalam turnamen, udah seperti turnamen beneran, ada ATP 250, ATP 500, ATP 1000/Masters, sampai 4 grand slam. Benar-benar mirip, baik itu warna lapangan, jenis lapangan. Cuma beda penamaan turnamen. Misal Australian Open dinamakan Australian Challenge, Roland Garros disebut French Open, US Open disebut US Super Tennis.
Kalau untuk exhibition bisa memilih format single atau double, sementara untuk turnamen hanya single.



Di awal bisa memilih pemain dengan spesialisasi tertentu, seperti all around, hard hitter, service and volley, tactical player. Bahkan nama bisa diubah dengan nama sendiri dan negara kita sendiri.
Untuk permulaan cuma ada modal (uang) sedikit untuk ikut turnamen paling rendah (ATP 250). Jika juara, akan mudah untuk masuk ke turnamen yang lebih tinggi. Tiap hari juga ada dana dari sponsor. Kalau yang sponsor ini sepertinya jauh dari realita, apalagi di negeri kita, hehehe..

Tampilan permainan pun bisa disetting, saya lebih suka menggunakan virtual pad untuk mempermudah dalam memukul, baik itu groundstroke, lob,maupun dropshot.

Saya sudah bisa mencapai peringkat 1 dan memenangkan semua Grand slam. Walaupun nanti juga bisa turun peringkat. Salah satunya karena lawan yang super kuat, seperti Theron Tenniel ini. Pukulannya benar-benar maut. Saya sudah kewalahan tiap menghadapi dia. Kadang malah kalau ketemu dia, game saya close dan bisa start dengan ganti lawan. Gak sportif ya? hehehe.


Selamat mencoba game ini ya. Kalau belum ada installer, bisa ke gerai hp Samsung terdekat, dan beli hp di situ dong supaya dapat installernya gratis. Wkwkwk.


Jl. Monjali, Sinduadi, Jogja

Senin, 19 Oktober 2015

Perjalanan yang Seru ke Candi Ijo dan Batu Papal

Senin, 19 Oktober 2015 | 22.20 WIB

Apa yang ada dalam benak Anda dengan foto di atas? Daerah perbukitan kering dan tandus serta sepi dari keramaian penduduk?
Saya pun awalnya sependapat dengan Anda.

Namun ketika saya mencoba untuk menelusuri jalanan, pesimisme itu langsung terbantahkan.

Ceritanya, tadi pagi saya ada gladi resik untuk wisuda besok pagi. Acara berlangsung dari jam 8 sampai 11 siang. Setelah itu kira-kira jam 12.30, saya mengajak Mas Dana untuk ke Piyungan. Mas Dana ini teman kampus yang sama-sama wisuda dan mau pindahan ke Jakarta karena tugas belajar sudah selesai. Karena barang-barang pindahannya gak begitu banyak, saya menawari Mas Dana untuk skalian nebeng barengan saya pindahan, soalnya saya menyewa truk, jadi siapa tau masih muat. Mas Dana setuju, akhirnya kami sepakat untuk mengecek truk itu yang berlokasi di Piyungan, yang telah diberitahu denahnya.

Berboncengan dengan motor matic, dari Prambanan kami menuju ke arah Candi Boko di sebelah selatan. Sesampai Candi Boko, terus ke arah selatan sampai dengan plang petunjuk Candi Ijo. Kami belok kiri dan mengikuti jalan tersebut. Kira-kira 2 km kemudian jalanan mulai naik. Sempat pesimis karena di kanan kiri cuma kebun kering dan gersang serta jalanan yang berlubang di beberapa lokasi. 
Jalan menuju Candi Ijo
Namun tak lama kemudian kami menjumpai beberapa rumah, sampai akhirnya ada truk di kiri jalan yang diparkir di depan rumah. Kami menanyakan apakah itu memang truk yang dimaksud. Ternyata benar. Sekitar 30 menit kami ngobrol dengan sang sopir truk yang akan membawa barang-barang pindahan saya. Truk saya minta untuk mampir ke Kendal dulu karena ada beberapa barang yang harus diturunkan di rumah mertua. 
Truk yang akan saya sewa untuk pindahan
Awalnya tarif Jogja - Jakarta sebesar 2,2 juta, tapi karena harus lewat Kendal (jalur pantura), sang sopir minta jadi 2,5 juta. Okelah, deal. Pas mau pulang, kami menanyakan jalan balik namun yang lewat Candi Ijo. Oh iya, saat itu ada back hoe yang sedang berjalan menurun. Saya dan Mas Dana yang belum pernah lihat jadi khawatir kalo-kalo back hoe tersebut jatuh atau terguling. Ternyata sopirnya sudah ahli. Hehehe...
Dan back hoe pun tertatih-tatih di jalanan menurun...
Jalan ke Candi Ijo masih seperti jalanan sebelumnya, menanjak dan berlubang. Kira-kira 2 km lagi akhirnya sampai ke candi tersebut. Candi itu memang lokasinya di tempat tertinggi, mungkin biar lebih dekat dengan  Yang Di Atas dalam sembahyang, seperti halnya Pura Besakih di Bali.
Candi Ijo
 Kami pun meneruskan perjalanan. Beberapa saat kemudian jalanan menjadi lebih bagus dan mulus, tidak ada lubang di sana-sini. Tiba-tiba lihat ada spanduk beginian.
Iseng-iseng kami turun sebentar. Ini lokasi wisata, terbukti dengan adanya spanduk dan tempat parkir, namun sepertinya jarang ada pengunjung. Dan kami pun dibuat takjub dengan pemandangannya yang indah. Sejenak kami melepas lelah dan bersantai.
Bisa lihat pemandangan sawah terhampar..
Jalanan selanjutnya lebih bagus. Pohon-pohon yang meranggas sepanjang perjalanan. Seandainya ini musim penghujan, pasti lebih hijau dan bagus. Dengan menyusur jalanan tersebut akhirnya sampai juga ke Jl. Prambanan - Piyungan yang berujung Jl. Wonosari.
Jalan ke arah Piyungan
Rasanya gak rugi dan gak sia-sia perjalanan kali ini. Awal yang kurang menyenangkan (jalanan menanjak dan rusak) berakhir dengan memuaskan (jalan bagus, pemandangan indah, tempat wisata di ketinggian).

Senin, 12 Oktober 2015

Bye Bye My Laptop

Senin, 12 Oktober 2015 | 22.33 WIB

"Selamat jalan kekasihku
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk slama-lamanya"

Lirik lagu "Selamat Jalan Kekasih"-nya Rita Efendi di atas setidaknya sangat pas menggambarkan suasana hati saya ketika laptop kesayangan rusak.
Bagaimana tidak? Laptop ini, Toshiba Satellite T115, yang saya beli pada Februari 2010 seharga kira-kira 5 juta, akhirnya tinggal kenangan saja. Menemani saya sejak kuliah D4 di Jakarta, penempatan di Samarinda, sampai kuliah S2 di Jogja. Pemakaian sejak 2010 s/d 2015 (hampir 6 tahun ya), artinya cukup salut juga bisa tahan begitu lama.

Beberapa poin yang saya sukai dari laptop ini adalah:
+ Layar 11,6 inchi, sangat pas untuk tampilan mengetik, kalau 14 inchi terlalu besar masuk ke tas
+ Baterai awet, dari 100% ke 10% rata-rata sekitar 2-3 jam
+ HDD 250 GB sudah lebih dari cukup
+ Keyboard & touchpad sangat nyaman
Netbook ini emang untuk kerja doang. Jadi gak untuk game, apalagi game berat, saya juga bukan gamer. Benar-benar memuaskan lah...

Kerusakan pertama yang teridentifikasi adalah baterai yang mulai ngedrop, sampai ada warning "Consider replacing your battery" pada bulan April 2015, saat tesis mulai dikebut (biasa, mahasiswa deadliner getoo, hehehe). Akhirnya, saya belikan baterai ori (garansi 3 bulan) seharga 580ribu. Gak ada masalah lagi tentang baterai.

Sebulan kemudian, ada warning bahwa cooling fan tidak berfungsi. Saya service dengan mengganti pasta di kipasnya, habis 100 ribu, garansi 1 bulan. Setelah lewat garansi, ternyata rewel lagi kipasnya, service lagi, 100 ribu lagi.

Baru pada Agustus 2015 layar LCD mati, sempat bisa nyala selama beberapa hari karena tinggal ditekan kabel di bawah layarnya. Sampai akhirnya benar-benar mati pett... Mati semati-matinya. Saya tanyakan ke tempat service, harga LCD sekitar 900 ribu. Daripada keluar duit terus, sementara laptop semakin menua, akhirnya saya telantarkan saja. Sambil berharap bisa laku dijual. Kata mas yang servis sih, bisa laku 600 ribu, yah lumayan, daripada diloakin :(

Untungnya untuk nyelesaiin tesis, saya pakai laptop istri, Asus X450C. Walaupun baru 1 tahun, laptop ini udah rewel, mulai muncul warning "Consider replacing your battery", padahal laptop saya rewelnya di tahun ke-5.

Sabtu, 10 Oktober lalu ketika ada pameran gadget, banyak stand laptop. Banyak laptop 11,6" yang ditawarkan. Saya pun cuma melihat-lihat (karena belum ada dana, hehehe). Kebanyakan merk Asus, Lenovo, Acer, HP. Saya mengerucutkan ketertarikan pada HP dan Lenovo saja karena pernah punya/pakai Acer dan Asus.
Kelebihan HP: port yang lengkap (terutama port VGA yg sudah jarang ditemui di laptop terbaru). Penting untuk keperluan presentasi, jadi gak perlu beli connector lagi.
Kelebihan Lenovo: touchpadnya ada klik kiri dan kanan. Ini sangat memudahkan untuk mengetik tanpa mouse.
Karena kedua-duanya punya kelemahan, saya pun tidak berminat jika besok mau beli.


Iseng-iseng nanya kenapa gak ada Toshiba, penjaga stand bilang kalo Toshiba udah kebanyakan BM alias black market. Padahal saya tertarik dengan Toshiba NB 10. Ada port VGA, ada touchpad klik kiri dan kanan, dan satu yang penting: TERBUKTI AWET 5 TAHUNAN.
Browsing di toko online yang jual ini emang dikit banget. Ya udahlah, sementara menahan diri dulu. Siapa tahu bulan-bulan depan ada produk/tipe baru yang memenuhi kriteria.

.......Sabar....

Jl. Monjali, Sinduadi, Jogja

Minggu, 23 Agustus 2015

Bio hair 123 : Solusi Rambut Rontok

Minggu, 23 Agustus 2015 | 23.05 WIB
Liat gambar di atas pada percaya gak kalo itu asli alias bukan editan? Sebelah kiri adalah foto tgl 24 Juni, sementara yang kanan tgl 4 Juli. Kok bisa? Pakai ramuan rahasia apa?
Belum puas dengan hasil tersebut, saya pun mulai dengan mendokumentasikan perkembangannya dari 23 Juli.
Foto 23 Juli 2015
 Kemudian saya potong plontos, 3 mm, untuk melihat hasil nyata khasiat ramuan tsb.
Foto 24 Juli 2015
 Dan ini adalah hasil setelah pakai selama 1 bulan. Menakjubkan khan?
Foto 22 Agustus 2015
Ramuan rahasia apa itu? Awalnya saya googling berbagai testimoni yang berambut rontok. Ada yang pakai JA, N, RH, sampe serum2 growth yang namanya asing bagi saya.
Namun, dari sekian banyak, ada beberapa yang menunjukkan hasil positif ketika memakai Bio hair 123. Saya pun browsing lebih banyak. Saya mulai yakin mau mencoba produk ini dengan alasan ramuan tradisional China, sehingga lebih alami. Apa salahnya untuk dicoba?
Produk ini dijual di Century. Harganya sekitar 89 ribu. Saya menggunakan Bio Hair yang warna coklat, karena dari testimoni lebih efektif yang coklat. Dan sampai saat ini saya masih rutin menggunakannya. Semoga bisa lebat kembali.

*ini bukan promo ataupun menjatuhkan merk tertentu, hanya pengalaman semata. hasil bisa saja berbeda pada tiap orang


Jl. Monjali, Sinduadi, Yogyakarta

Bank Mandiri Baru Menerapkan PIN 6 Digit

Minggu, 23 Agustus 2015 | 22.55 WIB
Hari Sabtu kemarin ketika saya ke ATM Mandiri, setelah selesai bertansaksi ambil uang, struk keluar dan ada tulisan tentang arahan untuk mengganti PIN kartu ATM Mandiri dari 4 digit menjadi 6 digit. Bank Mandiri ini termasuk paling terlambat jika dibanding bank besar lainnya (BCA, BRI, dan BNI) dalam menerapkan PIN 6 digit.

Seingat saya, BRI mulai menerapkan 6 digit sekitar Juni 2007 (bayangin, 8 tahun lalu meenn). Dan penerapannya pun langsung di layar pertama ketika nasabah selesai memasukkan PIN yang 4 digit. Kalo tidak diubah, nasabah tidak bisa bertransaksi saat itu juga.

Di ATM Mandiri gak begitu. Setelah memasukkan kartu, pilih bahasa, masukkan PIN 4 digit, layar masih tetap alias gak langsung ke menu transaksi seperti sebelum2nya. Jadi harus tekan tombol Enter/Accept. *kalo nasabah gak begitu paham, mungkin langsung tarik kartu, dikiranya ada gangguan* Setelah itu, baru bisa ubah PIN menjadi 6 digit di menu Ubah PIN. Prosedur begitu malah merepotkan/membingungkan nasabah. Ini buktinya:


Dalam hal ini, BRI jauh lebih bagus penerapannya, gak membingungkan kayak Bank Mandiri. BCA bahkan mungkin jadi yang pertama dalam menerapkan PIN 6 digit.


Jl. Monjali, Sinduadi, Jogja

Jalan Santai 17-an

Minggu, 23 Agustus 2015 | 22.45 WIB

Apa saja kegiatan kamu selama 17-an? Di beberapa daerah hampir pasti ada lomba-lomba: balap karung, bawa sendok isi kelereng, panjat pinang. Lomba tersebut memang hanya berlevel RT atau RW atau Desa saja. Namun, setiap orang pasti punya kenangan tersendiri terhadap lomba tsb. Begitupun dengan saya. Apa kenangan saya?
Saya tidak pernah juara di setiap lomba 17-an, tapi saya selalu ingat bahwa saya pernah ikut hampir semua lomba. Artinya, kalah/menang, tetap berkesan sepanjang jaman... Cie...
Bahkan suatu waktu pernah ada perayaan 17-an (sekitar tahun 90-an) di kampung saya pernah diselenggarakan pagelaran kethoprak. Bapak saya turut serta sebagai penabuh gamelan, yaitu bonang.

Tadi pagi di daerah kost saya, Dukuh Gemawang, diadakan jalan sehat yang dimulai jam 6 pagi. Saya pun buru-buru, soalnya jam 6.15 baru berangkat. Ternyata sampai di lokasi start (Pedukuhan Gemawang) baru sedikit yang hadir. Acara dimulai hampir jam 7 pagi.
Rutenya pun terbilang cukup, sekitar 3 km. Lumayan untuk melepaskan kegembiraan bersama. Panitia juga membagikan kupon untuk mendapatkan berbagai doorprize. Saya dan istri mendapatkan nomor 0406 dan 0407. Sesampai di finish, terdapat nasi kucing/angkringan (dengan lauk sambel teri), dengan tempe goreng, pisang, dan teh manis.
Nasi kucing/angkringan, tempe, pisang, teh
Makan bareng

Sesi selanjutnya adalah pembagian hadiah kepada adik-adik yang menang lomba 17-an. Karena saya gak ikut lomba, alhasil saya pun gak dapat hadiah, hehe.. Selain itu, ada juga kuis kepada adik-adik dengan pertanyaan unik, yaitu melafalkan mantra sakti dengan cepat. Mantra apaan tuh? Begini mantranya:
SATU SATE TUJUH TUSUK
TAPLAK GUPAK GLEPUNG
Saya yakin, setelah baca di atas, kamu pasti cobain praktekin khan? Hayo ngaku aja.. Wkwkwk. saya aja belepotan.
 Sesi terakhir adalah pembagian hadiah. Menurut panitia, hadiahnya mewah-mewah, mulai dari kulkas dua pintu (pintu kamar tidur dan kamar mandi) sampai AC (angin cendelo) hahaha. *yang gak tau artinya, googling bahasa jawa ya..
20 menitan menunggu, nomor tak kunjung disebut, akhirnya saya pun menyerah karena kebelet pipis, nahan dari sejak jalan sehat tadi. Dengan penuh ketabahan, saya merelakan nomor saya hangus untuk dapat dialihkan ke peserta lain. Sumpah, saya ikhlas kok.. :)


Jl. Monjali, Sinduadi, Jogja